Aktivis Pergerakan

Soemitro yang mengetahui kecerdasan dan keberanian Prabowo dalam berdebat kemudian menyarankan anaknya itu agar membangun banyak jaringan dengan para aktivis pergerakan yang pada saat itu ada di Indonesia, seperti kelompok aktivis sosialis, kelompok aktivis anti-Soekarno, dan kelompok Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Prabowo pun mengamalkan saran ayahnya ini sampai akhirnya ia membangun jaringan dengan Jopie Lasut, seorang tokoh atau petinggi KAPPI. Prabowo kemudian meminta saran kepada ayahnya atas langkah yang perlu dilakukan bersama Jopie Lasut. Soemitro menyarankan agar Prabowo mengajak Jopie Lasut berkeliling Pulau Jawa untuk mengenal lebih dekat negara yang selama satu decade ditinggalkannya. Prabowo kemudian berangkat bersama Jopie Lasut dengan mobil ayahnya ditemani sopir yang merupakan mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Sepanjang perjalanan, Prabowo menemukan bahwa yang menjadi persoalan di Pulau Jawa adalah masalah sosial dan ekonomi. Maka dari itu, ia mencetuskan ide mendirikan Korps Lembaga Pembangunan yang tujuannya adalah untuk membantu rakyat, khususnya yang terbelit masalah sosial dan ekonomi, terkait Korps Lembaga Pembangunanini, Prabowo mengaku bahwa ia terinspirasi oleh Korps Perdamaian (Peace Corps) yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, pada tahun 1961. Ketika kegiatan Korps Lembaga Pembangunan ini sudh berjalan, Prabowo bersama Jopie Lasut banyak membantu komunitas ekonomi, termasuk di antaranya perajin sepatu di Cibaduyut, Bandung. Selain itu, mereka juga membantu para relawan yang dulunya pernah bergabung dalam Korps untuk bersama-sama membantu rakyat. Di antara para relawan yang dibantu antara lain Wimar Witoelar, Kuntoro Mangkusubroto, dan Sarmono Kusumaatmadja. Seiring dengan berjalannya waktu, Korps ini didirikan di beberapa kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Semarang, dan Bandung. Namun, pada akhirnya, kegiatan Korps ini lumpuh karena masalah internal yang terjadi di dalamnya. Beberapa bulan setelah kegiatan Korps Lembaga Pembangunan vakum, Prabowo mempunyai ide untuk mengumpulkan anak-anak mantan petinggi PSI yang telah pindah ke luar negeri karena diburu aparat keamanan. Kemudian, direalisasikanlah idenya itu untuk kemudian berdiskusi dengan para ekonom dan turun ke desa-desa. Salah satu tokoh yang diajaknya berdiskusi adalah Emil Salim yang pada saat itu bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Niat Prabowo untuk membangun jaringan dengan para aktivis pergerakan kemudian berhenti mana kala ia memutuskan untuk masuk di akademi militer.

Comments

Popular posts from this blog

Kalau Begini Caranya, Indonesia akan Bangkrut di Tangan Jokowi - RMOL.CO