Posts

Showing posts from May, 2014

Akbar Tandjung Jadi Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta

Akbar Tandjung Jadi Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta

Dukung Jokowi-JK, Kader Golkar Dicopot dari Wakil Ketua Komisi I

Dukung Jokowi-JK, Kader Golkar Dicopot dari Wakil Ketua Komisi I

Posko Relawan Jokowi Dibakar Orang Tak Dikenal

Posko Relawan Jokowi Dibakar Orang Tak Dikenal

Prabowo Dapat Dukungan dari Relawan Jokowi

Prabowo Dapat Dukungan dari Relawan Jokowi

TESTIMONI

" Prabowo Subianto memiliki banyak keunggulan sebagai calon presiden, dan dia telah mengalami banyak terpaan jaman. Ia pernah menjulang tinggi, tapi pernah terhempas. Tapi ia kemudian merangkak bangun dan berdiri tegak." Aristides Katoppo, Pewarta Senior - Pendiri Sinar Harapan " Kita ini sekarang ini memasuki era reformasi yang terus terang saja kebablasan. Anarkisme, konflik horizontal semakin meningkat seperti horizontal crime, pembunuhan, pedofilia. Untuk itu dibutuhkan pemimpin berani dan tegas. Ini ada pada Pak Prabowo." Rhoma Irama, Raja Dangdut Indonesia Sumber: http://www.merdeka.com/politik/rhoma-irama-prabowo-sosok-pemimpin-yang-berani-dan-tegas.html " Saya mendukung Prabowo-Hatta. Prabowo adalah sosok yang tegas. Dengan kondisi saat ini, dibutuhkan sikap yang tegas untuk memperbaiki kondisi Indonesia. Pak Prabowo itu latar belakang pasukan khusus. Dia didoktrin untuk tidak ragu-ragu. Dibutuhkan ketegasan untuk mengambil kebi

Kampanye Hitam

Kampanye Hitam: Prabowo Pernah Menghilangkan Aktivis Demokrasi di Tahun 1998! Nama Prabowo Subianto sering disebut-sebut sebagai dalang penculikan dan pembunuhan sejumlah aktivis di era tahun 1998. Prabowo yang mengkomandoi Tim Mawar disebut telah menculik sejumlah aktivis dan mahasiswa pro demokrasi. Menurut Bondan Haryo Winarno yang pernah pemimpin redaksi di 3 media nasional, serta diakui sebagai wartawan investigatif andal yang sudah meneliti rekam jejak Prabowo, Tim Mawar yang dikomandoi oleh Prabowo tidak pernah menculik apalagi membunuh para aktivis. "Tuduhan kedua: @Prabowo08 menculik & membunuh aktivis demokrasi. Sebenarnya: Tim Mawar bergerak cegah terorisme," tulis Bondan dalam akun Twitter-nya, @PakBondan yang dikutip merdeka.com, Senin (31/3). Pak Bondan menyebut, sebelum Tim Mawar dapat perintah mengamankan terduga teroris, terjadi peledakan bom di Jakarta Januari 1998. Menurutnya, peledakan bom ini salah satunya di Tanah Tinggi yang ditujukan

Inilah 10 alasan yang wajib diketahui mengapa Dwi Tunggal Prabowo-Hatta harus menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI Masa Bhakti 2014-2019.

1. Prabowo-Hatta Pemimpin Visioner Prabowo punya 6 visi besar membangun Peradaban Baru Indonesia melalui Program Aksi Transformasi Bangsa. Sedangkan Hatta memiliki 8 visi Kerja Nyata untuk menjadikan Indonesia Sejahtera. Kedua visi besar ini sangat nasionalis karena menginginkan kebangkitan Indonesia menuju peradaban baru Indonesia yang lebih Berdaulat dan Bermartabat, Mandiri dan Berkarakter, Adil-Makmur, dan Sejahtera. 6 Visi Besar Prabowo: Membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur. Melaksanakan ekonomi kerakyatan Membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamanan sumber daya air Meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan budaya serta Olahraga Membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup Membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas, dan efektif Visi besar Prabowo ini sejalan dengan 8 visi besar Hatta 8 Visi Kerja Nyata Hatta: Reformasi

Karier Akademi Militer

Pada tahun 1970, Prabowo memutuskan untuk masuk di Akademi Militer Nasional (AMN) yang ada di Magelang, Jawa Tengah, atas sponsor Kepala Kordinator Intelijen Negara yang pada saat itu dijabat oleh Sutopo Juwono. Di akademi ini, Prabowo mulai mengenal dunia militer, mulai dari strategi bertahan hidup (sebagai tentara), strategi perang, sampai peralatan alusista. Prabowo mengaku bahwa meski sejak kecil ia sangat menyukai dunia militer, namun baru kali ini cita-citanya kesampaian. Sebelum masuk di akademi militer ini, Prabowo sebenarnya sudah diterima di University of Colorado dan George Washington University, Amerika Serikat. Akan tetapi, ia malah lebih memilih belajar di akademi militer daripada belajar di bangku kuliah. Setelah empat tahun berjalan, Prabowo menamatkan pendidikannya di AMN. Dua tahun kemudian, ia bergabung dengan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha), cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dari sini, karier Prabowo mulai melejit, apalagi setelah ia menikah

Aktivis Pergerakan

Soemitro yang mengetahui kecerdasan dan keberanian Prabowo dalam berdebat kemudian menyarankan anaknya itu agar membangun banyak jaringan dengan para aktivis pergerakan yang pada saat itu ada di Indonesia, seperti kelompok aktivis sosialis, kelompok aktivis anti-Soekarno, dan kelompok Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Prabowo pun mengamalkan saran ayahnya ini sampai akhirnya ia membangun jaringan dengan Jopie Lasut, seorang tokoh atau petinggi KAPPI. Prabowo kemudian meminta saran kepada ayahnya atas langkah yang perlu dilakukan bersama Jopie Lasut. Soemitro menyarankan agar Prabowo mengajak Jopie Lasut berkeliling Pulau Jawa untuk mengenal lebih dekat negara yang selama satu decade ditinggalkannya. Prabowo kemudian berangkat bersama Jopie Lasut dengan mobil ayahnya ditemani sopir yang merupakan mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Sepanjang perjalanan, Prabowo menemukan bahwa yang menjadi persoalan di Pulau Jawa adalah masalah sosial dan ekonomi. Maka dari itu

Pemuda yang Cerdas dan Berani Berdebat

Pada sekitar tahun 1967, setelah berhasil menamatkan sekolah di American School yang ada di Inggris, Prabowo diajak orang tuanya kembali ke Indonesia. Ketika itu, usia Prabowo 21 tahun. Walau masih tergolong muda, tetapi karakter Prabowo sudah terlihat jelas bahwa ia akan menjadi pemuda yang cerdas dan berani berdebat. Hal ini terlihat mana kala ia suka bergaul dengan para politikus senior, termasuk juga berdebat dengan mereka. Tidak hanya itu, Prabowo juga berani berdebat dengan intelektual-intelektual senior seperti Soe Hok Gie dan Sudjatmoko. Di mata dua intelektual itu, Prabowo adalah pemuda yang cerdas, cepat memahami persoalan, dan juga berani berdebat. Bahkan, Soe Hok Gie juga pernah menulis kesan tentang Prabowo ini di buku hariannya. Dalam kesehariannya, rupa-rupanya Prabowo diketahui sangat gemar membaca buku-buku politik, di antaranya karya George Mc Turnan Kahin dan karya Leo Tolstoy, sastrawan Rusia yang banyak menulis buku politik. Selain itu, Prabowo jua diketahui menga

Begawan Ekonomi Prof. Sumitro Djojohadikusumo

Prabowo kecil mulai diajak pindah keluarganya ke Singapura pada sekitar tahun 1950. Waktu itu, Des Alwi, sosok yang kemudian menjadi diplomat senior Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, menemui Dora di Palembang. Ia mengajak Dora serta anak-anaknya, termasuk Prabowo, untuk pindah ke Singapura karena alasan keamanan. Des Alwi dan Soemitro adalah sahabat lama sejak mereka masih sama-sama aktif menjadi pentolan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Des membantu keluarga Soemitro pindah ke luar negeri karena merasa bahwa keluarga Soemitro harus dilindungi. Selain itu, ia juga merasa senasib dengan keluarga Soemitro karena sama-sama diburu aparat keamanan ketika terlibat dalam pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Sementara, Soemitro pada saat itu masih bergabung dengan Permesta dan ia bersama para petinggi Permesta sedang mempersiapkan deklarasi Permesta yang pada akhirnya digelar pada tahun 1957. Sebenarnya, selain keluarga Prabowo, ada sekitar sepuluh keluarga yang diaja

PRABOWO SUBIANTO SANG PEMENANG

Image
Prabowo Subianto adalah anak dari begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, yang menikah dengan Dora Sigar. Apabila ditelusuri lebih jauh, Prabowo adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 46) yang juga merupakan ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPARI) pertama serta anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Apabila ditelusuri lebih jauh lagi, Prabowo adalah keturunan dari Adipati Mrapat, bupati Kadipaten Banyumas pertama yang salah satu kakek buyutnya adalah Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), atau yang lebih dikenal dengan nama Raden Tumenggung Kertanegara III. Semasa kecil, Prabowo dididik dengan keras oleh ayah dan ibunya. Hal ini dilakukan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan tegas. Soemitro, ayah Prabowo, mengaku bahwa dalam mendidik anak, ia menerapkan dua sistem. Pertama, kalau anak meminta waktu, maka orang tua harus meluangkan. Kedua, orang tua ti